Selasa, 17 September 2013

PSIS Semarang Road to Champion 1998/1999



Ligina Indonesia musim 1998/1999 adalah Liga Indonesia yang kelima kalinya di gelar di Tanah Air ini. Juara Liga Indonesia musim pertama atau 1994/1995 yaitu Persib Bandung, setahun berikutnya Mastrans Bandung Raya, selanjutnya Persebaya. Namun di musim Ligina ke IV, terpaksa dihentikan oleh pihak keamanan, karena kekacauan Indonesia pada saat itu.

Kompetisi kasta tertinggi saat itu, membagi setiap tim ke dalam 5 grup. Tidak seperti sebelumnya yang hanya 3 grup. Membagi grup lebih banyak, dikarenakan saat itu PSSI tidak memiliki sponsor untuk memutar roda kompetisi. Namun karena semua elemen sepakbola Nasional saat itu berkehendak untuk menyelesaikan kompetisi, maka PSSI tetap menjalankan kompetisi.

Oh iya, di klasemen akhir Kompetisi Liga Indonesia ke IV / musim 1997-1998, PSIS berada di peringkat 6 wilayah tengah. Namun, itu tidak akan di bahas malam ini, karena kali ini kita hanya akan bernostalgia tentang musim 1998/1999.

Di musim 1998/1999, PSIS Semarang tergabung di grup D bersama Persebaya Surabaya, Barito Putra, Persema Malang, dan Gelora Dewata. Grup A Terdiri dari: PSMS Medan, Semen Padang, PSDS Deli Serdang, Medan Jaya, PSP Padang, dan Persiraja Kutaraja Banda Aceh. Grup B terdiri dari: PSBL Bandar Lampung, Persija Pusat, Persib Bandung, Petrokimia Putra Gresik, dan Persita Tangerang. Grup C terdiri dari: Persikabo Bogor, Persikota Tangerang, Pelita Bakrie Jakarta, Persikab Kab Bandung, Arema Malang, dan PSIM Jogyakarta. Grup E atau wilayah Timur: Pupuk Kaltim Bontang, PSM Makassar, Persma Manado, Putra Samarinda, Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura.

Pada laga perdana yang di gelar 1 November 1998, PSIS Semarang harus bermain imbang 1-1 melawan Gelora Dewata di Bali sana. Selanjutnya, seminggu berselang PSIS harus bertemu musuh bebuyutannya yaitu Persebaya Surabaya di Semarang. Mahesa Jenar saat itu di tahan imbang tanpa gol oleh Bajul Ijo di Stadion Jatidiri Semarang. Di pertandingan ketiga, melawan Barito Putra. PSIS takluk di Banjarmasin dengan skor 1-0. Kekalahan tersebut membuat PSIS di dasar klasemen sementara. Namun di akhir putaran pertama, Anak asuhan Edy Paryono bangkit dan berhasil mengalahkan Persema Malang dengan skor 3-0.

Putaran pertama, Mahesa Jenar berhasil mengumpulkan 5 poin. Hasil sekali menang, dua kali imbang, dan sekali kalah. PSIS dan Gelora Dewata sama mendapatkan 5 poin,di bawah Persebaya yg mengoleksi 7 poin, dan Barito 6 poin. Diatas Persema 4 poin.

Berlanjut ke putaran kedua, PSIS Semarang yg menjamu Gelora Dewata sukses meraih poin penuh, setelah unggul 2-0. Namun, setelah menang 2-0, seminggu berikutnya PSIS dikalahkan Persebaya 2-0 di Surabaya pada 13 Desember 1998. Setelah ditaklukkan Aji Santoso dkk, PSIS Semarang kembali bangkit dan unggul 2-0 atas Barito di kandang sendiri. Namun di laga terakhir putaran kedua, Ali Sunan dkk takluk dari tuan rumah Persema Malang dengan skor 3-2.

Kekalahan di akhir babak penyisihan tetap membuat PSIS Semarang lolos dengan status runner up di bawah Persebaya Surabaya. PSIS Semarang dan Persebaya menjadi wakil Grup D di babak 10 Besar, yang akan berjumpa dengan wakil dari grup A, B, C, dan E.

Grup A yang lolos PSMS Medan dan Semen Padang. Grup B: Persija Pusat dan Petrokimia Putra. Grup C diwakili oleh Persikota Tangerang dan Pelita Bakrie. Sementara dari wilayah Timur yg lolos yaitu: Pupuk Kaltim dan PSM.

Babak 10 Besar di bagi lagi menjadi 2 grup, untuk mencari 2 tim dari masing" grup yg akan bertemu di semifinal. Babak 10 Besar Liga Indonesia V musim 1998/1999 berlangsung di Stadion Utama Senayan (Sekarang SUGBK).

Dalam pembagian grup, lagi lagi PSIS harus berjumpa dengan Persebaya Surabaya yang di penyisihan grup sudah bertemu. Selain Persebaya, di grup P terdapat juga Semen Padang, Persikota Tangerang, dan Petrokimia Putra. Di grup yang lainnya ada Persija Pusat, Pelita Bakrie, Pupuk Kaltim, PSM Makassar, dan PSMS Medan.

PSIS Semarang di awal babak 10 besar ini sukses menaklukkan Persikota Tangerang dengan skor 2-1. 2 hari berselang, giliran Petrokimia Putra di libas dengan skor 2-0. Di laga ketiga babak 10 besar, Anak asuhan Edy Paryono ditahan imbang Semen Padang yang di motori oleh Kusdiyanto dan Buyung Ismu. Pada pertandingan terakhir babak 10 besar, PSIS Semarang kembali di bantai oleh Persebaya dengan skor telak 3-0. Namun kekalahan tersebut tetap membuat PSIS Semarang lolos ke semifinal mendampingi Persebaya untuk berhadapan dengan juara grup lainnya.

Di grup lain, Persija Pusat menjadi juara grup sehingga bertemu PSIS. Sedangkan PSMS yg menjadi Runner up harus bertemu Persebaya. Di babak semifinal, PSIS Semarang harus bertemu dengan Persija Pusat yang didukung suporter fanatiknya di Jakarta.

Namun, PSIS Semarang berhasil mengatasi perlawanan tuan rumah Persija lewat gol tunggal Ebanda Timothy. Gol tunggal Ebanda mengantarkan Mahesa Jenar ke babak final Liga Indonesia. Kemenangan PSIS Semarang juga sedikit mengobati kekecewaan pendukung PSIS kala itu. Di babak 10 besar hingga semifinal, sering terjadi kerusuhan antar suporter. Puncaknya, di Jakarta kita mengetahui tragedi Lenteng Agung yang menewaskan suporter dari PSIS kala itu akibat tersambar listrik.

Kompetisi kala itu yang hanya kurang partai final pun tidak mendapatkan izin dari pemerintah daerah DKI. Hingga akhirnya laga final dapat di helat di Manado dengan persetujuan banyak pihak. PSIS Semarang yang harus kembali berjumpa dengan Persebaya saat itu diremehkan tidak akan menang.

Laga final Liga Indonesia 1998/1999 di gelar tanggal 9 April 1999 di Stadion Klabat Manado, di pimpin oleh wasit DJajat Sudrajat. Anak anak asuhan Edy Paryono di tekan oleh Persebaya di hampir seluruh menit. Beruntung I Komang Putra saat itu tampil sigap. Juga lini pertahanan yang di galang Wasis Purwoko, Simon Atangana, dan Bonggo Pribadi tampil lugas menghalau serangan Musa Kallon dkk. Reinald Pieters (striker Persebaya) di buat tak berkutik oleh lini belakang Mahesa Jenar yang di galang Bonggo Pribadi, hingga akhirnya digantikan Putut Wijanarko. Sektor sayap, PSIS Semarang M Sholeh dan Agung Setyabudi berduel dengan Aji Santoso dan Anang Ma'ruf dari Persebaya. Lini tengah PSIS yang di isi Kapten Ali Sunan, Ebanda, Imran Amirullah juga bermain baik menghadapi Uston Nawawi dkk. Lini depan PSIS di isi Tugiyo dan juga Ally Shaha Ali hanya terkadang merepotkan Sugiantoro, Joseph Lewono, dan Khairil Anwar.

Laga Final PSIS Semarang berlangsung alot dan sengit. Sampai di menit 85 belum terjadi gol untuk kedua kesebelasan. Hingga akhirnya di menit 89, Tugiyo "Maradona Purwodadi" berhasil mencetak gol emas yang membawa PSIS Semarang menjuarai Ligina ke V. Gol emas Tugiyo yang bertahan hingga waktu normal usai, membuat para pendukung setia PSIS di Semarang langsung menggelar konvoi.


Kemenangan PSIS Semarang menjungkalkan prediksi para pengamat sepakbola di kala itu. Karena memang dalam 3 pertemuan melawan Persebaya sebelum final, PSIS tak sekalipun meraih kemenengan. Kedatangan Edy Paryono dan anak asuhnya di sambut bak pahlawan di Bandara Ahmad Yani Semarang. Ribuan warga turut serta mengarak Pahlawan Kota Semarang mengelilingi kota.


Demikianlah malam nostalgia kali ini, semoga PSIS Semarang dapat kembali berprestasi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar